Edit Me...

Albert Einstein

"Reading, after a certain age, diverts the mind too much from its creative pursuits. Any man who reads too much and uses his own brain too little falls into lazy habits of thinking."

Alexander Graham Bell

"A man, as a general rule, owes very little to what he is born with - a man is what he makes of himself. "

Abraham Lincoln

"I destroy my enemies when I make them my friends."

Chelsea F.C.

Chelsea Football Club is an English football club based in Fulham, London. Founded in 1905, they play in the Premier League and have spent most of their history in the top tier of English football. Their home is the 41,837-seat Stamford Bridge stadium, where they have played since their establishment. Since 2003 they have been owned by Russian billionaire Roman Abramovich.

Farewell Didier Drogba!

Chelsea Football Club can confirm Didier Drogba will be leaving the club when his contract expires at the end of June. Didier has spent eight years at Chelsea, and everyone at the club would like to thank him for his service and wish him luck and continued success for the future.

Saturday, March 14, 2015

Late Post: London Part 1



Dear my friends,

Ini postingan yang tersimpan pada tahun lalu dan belum selesai juga, untuk menjawab penasaran akan cerita saya. Berikut jurnal hari-hari impian khas saya dan mohon maklum, tulisannya tidak begitu WOW, tapi pengalaman saya bisa dibilang WOW;


Selasa, 27 Mei 2014

Tiba di Heathrow Airport, London-UK pada jam 18.40 kemudian dijemput Bapak Fadjar dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di London. Setelah dijemput, kami diantar ke Bali-Bali Restaurant (Indonesian-Malaysia-Thai Cuisine) yang terletak di Shaftesbury Avenue, London. Saya sendiri disajikan nasi goring spesial dan disuguhi dengan air mineral khas London. Setelah itu, kami diantar oleh Bapak Fadjar serta supir ke tempat yang akan kita inap di Travelodge Vauxhall. Proses untuk mencapai tujuan, kami sempat melewati Big Ben, Istana Ratu, dan Tower Bridge.

Rabu, 28 Mei 2014

Pada pagi hari, kami melakukan sarapan di hotel Travelodge Vauxhall. Sayangnya, sarapan bagi begitu kurang memuaskan. Pada bersamaan waktu itu, ada anggota Leonard Cheshire Disability dari India, dan Filipina yang baru kami temui dan memperkenalkan kami masing-masing begitu juga dengan mereka. Kemudian kami berjalan kaki ke kantor Leonard Cheshire Disability dimana lokasinya dekat dengan tempat penginapan kami, Hotel Travelodge Vauxhall. Setelah tiba di sana, kami bertemu anggota Leonard Cheshire Young Voices dari berbagai Negara seperti, Kenya, Tanzania, dan Zambia serta staff dari Leonard Cheshire Disability. Meeting tersebut dimulai oleh Mahesh Chandrasekar dan masing-masing anggota LCD YV dari berbagai negara memperkenalkan diri kemudian Jane Harris mempresentasikan tentang “How to Campaign” (pptx. Terlampir). Meeting tersebut menjelaskan bagaimana melakukan kampanye untuk hak-hak penyandang disabilitas dan memastikan akan benefit dari kampanye. Setelah acaranya selesai, kami makan siang dengan menu pizza, dan ke tempat untuk breakcoffe/lunch. Kami masing-masing ngobrol tentang pengalaman kami seperti saya dengan anak tuli dari Kenya membahas tentang pengalaman serta kondisi negaranya mengenai Tuli. Dan beberapa kali orang penting datang seperti penanggungjawab acara LCD di Istana, pencari donator dll. untuk mengetahui lebih dalam mengenai anggota LCD YV dari berbagai macam Negara. Dan tepatnya selesai pertemuan dengan stakeholder, seluruh anggota LCD YV diminta untuk melakukan wawancara sambil direkam sebagai dokumentasi untuk LCD. Waktu perekeman memakan waktu sejam untuk seluruh anggota Leonard Cheshire. Tidak lama kemudian, Mahesh mengajak seluruh anggota LCD YV untuk melakukan sightseeing di sekitar Vauxhall kemudian makan malam di Riverside dan kembali ke Hotel masing-masing.

Kamis, 29 Mei 2014

 Pada pagi hari, kami keluar hotel untuk mengenal Vauxhall, bagian kota dari London. Mengunjungi Vauxhall Park merupakan sebuah taman yang penuh rumput serta tempat bermain dan sebagainya. Setelah 2 jam mengenal Vauxhall, kami ke kantor LCD kemudian menunggu Nick untuk berangkat bersama bertemu guru tuli di Kingston. Saya dan Nick mengobrol dengan guru tuli bernama Rebecca.
Meeting dengan Rebecca Smith, berikut rangkuman tentang pendidikan yang disampaikan Rebecca.
1. Mengajarkan bahasa isyarat kepada anak-anak tuli mulai dari umur 18 bulan
2. Ketika bayi lahir dapat dideteksi dengan newborn hearing screening program
3. Kelas untuk anak-anak tuli maksimal 8 murid.
4. Bahasa isyarat perlu dididik/ditanamkan pada usia anak muda guna mengembangkan kognitif sehingga dapat membantu dalam mengembangkan kebendarahaan bahasa (Bilingualism)
5. Sekolah sulit menerima jika pilihan orangtua untuk anak adalah oralism
6. Jika gagal di sekolah umum, dapat masuk sekolah tuli dengan syarat mau belajar bahasa isyarat.
Kemudian dijemput oleh Bapak Fadjar, Bu Santi, Mba Dhani & Supir dan menuju ke stadion Chelsea yang merupakan tim paling ingin saya kunjungi sejak lama. Disana saya foto-foto dan membeli merchandise Chelsea. Tidak lama, kita sudah harus kembali ke LCD untuk briefing sebagai persiapan bertemu Ratu dan Pangeran Phillip. Sebelum ke LCD, kami harus ganti pakaian untuk acara spesial tersebut.

Istana James
Setelah sampai di istana, kami diminta untuk menyerahkan barang-barang yang kami bawa seperti dompet, HP, tas dan sebagainya tanpa pengecualian. Di dalam acara tersebut penuh orang-orang seperti perwakilan dari organisasi-organisasi, NGO dan stakeholder, masing-masing kami berbincang satu sama lain. Tidak lama kemudian, kami diminta untuk berdiri dalam posisi melingkar guna menyambut ratu dan pangerang phillip. Di depan kami terdapat orang-orang Inggris terutama pekerja di BBC yang juga salah satu penyandang disabilitas. Masing-masing orang dihampiri dan kami hanya ditanya oleh pangeran Phillip mengenai asal negara kami. Dan kami pun tidak diberi kesempatan untuk berbincang. Setelah kepulangan ratu dan pangeran, kami memasuki ruang makan untuk dinner. Posisi kursi sudah diaturkan siapa yang duduk disana disini dan di samping kiri saya adalah seorang kakek dan tidak lama kemudian seorang kakek mencari secarik kertas dan menulis tentang darimana kah asal kami kemudian saya membalas. Di selang percakapan, kami saling menceritakan tentang situasi di Indonesia seperti apa terutama disabilitas khususnya tuli. 

 Jumat. 30 Mei 2014

Pada jam 6 pagi, saya membereskan barang untuk melanjutkan trip ke Preston. Dijemput Nick di depan Travelodge, kemudian kami meneruskan perjalanan menuju stasiun Vauxhall. Setelah itu saya mendapatkan hal yang menarik yaitu di dalam kereta underground terdapat lampu tanda pintu tutup (berkedip-kedip sebagai peringatan akan tutup). Saat di kereta, saya hanya berdiri karena isi kereta sangat penuh. Setelah sampai stasiun London Euston kalau tidak salah ingat, kemudian transit ke kereta (overground) menuju preston. Memakan waktu kurang lebih 3 jam sampai di Preston dari London.



Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More