Edit Me...

Monday, October 29, 2012

Homeschooling

Salam, saya ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan teman-teman yang sering dilontarkan ke benak saya. "Surya, kenapa kamu memilih Homeschooling, sayang sekali bahwa kamu memilih keputusan seperti itu? Apa tidak rugi setelah melewati dari TK-SMP di sekolah formal, kali ini kamu mengambil kemunduran yaitu mengambil SMA di Homeschooling. Kenapa?"

Apakah itu " Homeschooling"?



Homeschooling or homeschool (also called home education or home based learning) is the education of children at home, typically by parents or by tutors, rather than in other formal settings of public or private school. Although prior to the introduction of compulsory school attendance laws, most childhood education occurred within the family or community, homeschooling in the modern sense is an alternative in developed countries to attending public or private schools. Homeschooling is a legal option for parents in many countries, allowing them to provide their children with a learning environment as an alternative to public or private schools outside the home.

Parents cite numerous reasons as motivations to homeschool their children. The three reasons that are selected by the majority of homeschooling parents in the United States are concern about the school environment, to provide religious or moral instruction, and dissatisfaction with academic instruction at public and private schools. Homeschooling may also be a factor in the choice of parenting style. Homeschooling can be an option for families living in isolated rural locations, living temporarily abroad, to allow for more traveling, while many young athletes and actors are taught at home. Homeschooling can be about mentorship and apprenticeship, where a tutor or teacher is with the child for many years and then knows the child very well.

Homeschooling can be used as a form of supplementary education, a way of helping children learn, in specific circumstances. For instance, children that attend downgraded schools can greatly benefit from homeschooling ways of learning, using the immediacy and low cost of the Internet. As a synonym to e-learning, homeschooling can be combined with traditional education and lead to better and more complete results. Homeschooling may also refer to instruction in the home under the supervision of correspondence schools or umbrella schools. In some places, an approved curriculum is legally required if children are to be home-schooled. A curriculum-free philosophy of homeschooling may be called unschooling, a term coined in 1977 by American educator and author John Holt in his magazine Growing Without Schooling. In some cases, a liberal arts education is provided using the trivium and quadrivium as the main model.

Begitu penjelasannya, itu pun dikutip dari wikipedia, saya juga ambil beberapa penjelasan dari situs Homeschooling-ku.

Homeschooling adalah sebuah system pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah. Homeschooling adalah sekolah alternatif yang menempatkan anak-anak sebagai subjek dengan pendekatan secara “at home”. Dengan pendekatan “at home” inilah anak-anak merasa nyaman belajar karena mereka dapat belajar apapun sesuai dengan keinginannya, kapan saja dan dimana saja seperti ia tengah berada di rumahnya. Jadi, meski disebut homeschooling, tidak berarti anak akan terus menerus belajar di rumah, tapi anak-anak dapat belajar dimana saja dan kapan saja asal situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti “at home”.

Mengerti?  

Oke saya akan menceritakan keputusan yang menurut mereka "Sayang"

Setelah lulus SMP, saya langsung melanjutkan SMA Homeschooling yang didirikan oleh Kak Seto. Kenapa saya memilih sekolah non formal? Karena waktu SMP, saya sering terganggu dalam kesehatan bahkan sampai pingsan saat itu, mungkin karena despresi, stress dan sebagainya dan juga merasa tertekan untuk menyamai level anak normal lainnya untuk penilaian dalam mata pelajaran di sekolah. Salah satu mata pelajaran kerap menyulitkan saya yaitu Inggris dan Inggris + (keterampilan), Alhamdulillah berkat teman dan guru yang baik jadi lulus. Saat itu saya membayangkan bagaimana SMA nanti? Saya merasa panik saat itu, memikirkan apa yang terjadi, ada sebuah kata terlintas di benak saya yaitu Kak Seto, nama beliau mengingatkan saya bahwa beliau memiliki sekolah yaitu Homeschooling. Kata Homeschooling pernah saya liat di TV dan di internet, awalnya saya pikir homeschooling cocok untuk anak putus sekolah ternyata bukan, Homeschooling ini untuk umum. Itulah saya tahu mengenai homeschooling setelah menulusuri info homeschooling di internet.

Sebenarnya banyak sekali homeschooling di Indonesia seperti HS milik Dewi Hughes dll. Tapi pilihan untuk melanjutkan SMA Homeschooling jatuh ke HSKS (Homeschooling Kak Seto) karena ibuku sangat kenal dan dekat dengan Kak Seto, jadi kesempatan. Awalnya sempat berbicara dengan Ibu, ditolak dan jelaskan baik-baik tentang homeschooling dan Kak Seto, tak lama kemudian, Ibuku menelpon Kak Seto. Pada esok harinya, ibuku memanggil saya bahwa saya akan masuk HS Kak Seto, disuruh datang ke HSKS Pusat yang terletak di Bintaro. Setelah sampai disana bersama orangtua, saya diwawancarai dan juga memberi hasil fotokopi ijazah SMP. Saya menceritakan alasan masuk HSKS, karena saya pernah merasakan hal-hal yang berat di SMP, bukan karena sistem, metode pengajaran, pergaulan dll. Tetapi karena aksesibilitas untuk saya sebagai Tuli tergolong minim. Metode pengajaran secara face to face itulah saya butuhkan, metode tersebut juga disediakan di HS Kak Seto. Dan sebelumnya saya merasa tidak yakin kalau bisa melanjutkan SMA sekolah formal yang metode dinilai terlalu tinggi dan mudah membuat saya tertekan.

Semenjak masuk Homeschooling Kak Seto, kehidupan saya berubah drastis yaitu lebih banyak belajar dalam hidup, bijak dalam menghadapi sesuatu dan juga belajar dari teman-teman dan orang yang lebih tua, itu sangat menguntungkan. Kemudian juga saya merasa lebih menikmati dalam belajar, Homeschooling itu bukan berarti untuk teman-teman yang malas tetapi untuk teman-teman yang ingin belajar dimana saja bisa di Mall dan sebagainya tetapi bernuansa rumah. Sayang sekali, saya hanya satu-satu Tuli di SMA Homeschooling. Mungkin ada cerita baru kalau saya memiliki teman Tuli di SMA Homeschooling. Di samping positif juga ada negatifnya yaitu tidak adanya pengajaran isyarat untuk kaum tuli. Kemudian setelah masuk homeschooling, banyak sekali menyayangkan keputusan saya seperti guru-guru dan teman-teman, kata mereka homeschooling tidak dapat ijazah, atau paket C itu tidak sesuai untuk saya karena saya tergolong mampu, tetapi Ibu mendukung penuh untuk tetap belajar di Homeschooling Kak Seto, saya juga memiliki Tutor Visit. Tutor Visit mengajari materi setiap pelajaran seperti guru tetapi sudah jadi budaya HSKS, maka saya panggil dia kakak.

Jam belajar Homeschooling ada aturan yaitu seminggu belajar maksimal 10 jam. Terserah mau belajar kapan, dimana, dan dengan siapa? Sebenarnya Homeschooling juga menyediakan 2 program yaitu Distance Learning & Komunitas (belajar dengan teman-teman untuk meningkatkan sosialisasi seperti pergaulan dan kerjasama). Kalian melihat banyak tawuran di TV kan? Kadang-kadang saya merasakan mereka seperti berada di sekolah dikelilingi neraka,  ilmuwan dulu seperti Thomas Alva Edison juga belajar menciptakan sesuatu yang baru bukan karena sekolah melainkan belajar di rumah.

Salam,
Surya Sahetapy
Status: Penulisan belum final.

3 comments:

Dear, Surya..

thanks for gave me your blog address :) it be great to read and more know all about your mind and feeling.

untuk homeschooling yang menjadi pilihan kamu. i just wanna to say to you : keep it up! whatever many people say about. yang mengetahui kebutuhan kamu kan hanya diri kamu sendiri, yang mengetahui kelebihan dan bahkan kemampuan secara keseluruhan.

karena, setiap orang berhak untuk bersekolah dimanapun. dan memang sih, setiap orang berhak untuk bersuara, apapun pendapat mereka sendiri.

saya selalu menyadari bahwa, setiap orang pasti memiliki persepsi masing - masing. dan dunia kita ini diisi oleh jutaan bahkan milyaran orang dengan karakter yang berbeda, bahkan dari latar belakang keluarga dan lingkungan yang berbeda juga. maka kita sebagai manusia memang tidak berdaya apabila orang lain berkomentar apapun, toh mereka berhak kok, bener kan?

segala keputusan kita ada plus dan minusnya. bahkan di dunia ini tidak ada yang benar bahkan salah. karena everything happens for some reasons. yang paling utama adalah bagaimana kita bisa memaknai kehidupan.

saya selalu bersyukur bahwa pada akhirnya saya berdamai dengan diri sendiri dengan menerima keterbatasan dan bahkan memaksimalkan potensi yang ternyata kita sendiri ga sadar bahwa kita memilikinya.

sekarang apa yang sudah terjadi dan yang dijalani, yuk terus dilakukan dengan cinta. yang namanya belajar tidak ada batasan waktu. tapi yang membatasinya adalah umur kita. jika kita meninggal besok, apa yang telah kita tinggalkan di dunia? gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.

terus raih cita-cita kamu, jadilah panutan dengan segala karya yang ingin kamu raih. kurangi tersinggung dengan apapun orang lain katakan dan lakukan, karena segala bentuk "kesakitan hati kita" justru proses membentuk mental kita.

kita ini kan orang -orang yang TERPILIH, akan ada fase berikutnya menjadi yang DI UJI dan pada akhirnya membawa ke fase untuk LAYAK dikenang..

goodluck ya Surya :)

Salam,
Angkie Yudistia

Terima kasih ka Angkie untuk "sharing" tentang pilihan dalam hidup. Andai ada 2 pilihan yang bisa terlihat di masa mendatang benar-benar nyata tetapi itu bukan berarti ke depannya kita menjadi sukses/bahagia karena pilihannya terbaca.

Hanya pilihan yang kita pilih dengan usaha dan komitmen dalam suatu hal yang ingin kita capai, Insya Allah hari baik akan datang. :)

Terima kasih sudah memberi tulisan yang bermakna sehingga menjadi lebih bijak dan percaya diri untuk menghadapi tantangan yang ada.

*Maaf telat balas, tetapi sudah memberi terima kasih secara khusus via "SMS" pada hari dimana ka Angkie tulis di blog ini.

Maraknya bully, tawuran, perubahan system pendidikan, kasus-kasus materi pendidikan yang tidak sesuai dengan budi pekerti, stress pada anak serta kriminalitas di lingkungan sekolah, membuat ; Homeschooling dan Cyber school (sekolah online) menjadi pilihan bagi pendidikan anak saat ini. Pendidikan dan pengawasan anak menjadi lebih intensif dengan peran orang tua yang tidak dikekang oleh berbagai aturan dari sekolah. Siapa bilang Homeschooling itu Mahal. Kami menawarkan pendidikan Homeschooling dengan biaya yang SANGAT TERJANGKAU dan dapat di customized sesuai dengan bakat, minat dan visi dan misi orangtua.
Cek website kami untuk keterangan : HOMESCHOOLING CYBERSCHOOL ANAK PANAH - www.anakpanah.sch.id atau hubungi 081113456 / 0811134530

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More