Edit Me...

Albert Einstein

"Reading, after a certain age, diverts the mind too much from its creative pursuits. Any man who reads too much and uses his own brain too little falls into lazy habits of thinking."

Alexander Graham Bell

"A man, as a general rule, owes very little to what he is born with - a man is what he makes of himself. "

Abraham Lincoln

"I destroy my enemies when I make them my friends."

Chelsea F.C.

Chelsea Football Club is an English football club based in Fulham, London. Founded in 1905, they play in the Premier League and have spent most of their history in the top tier of English football. Their home is the 41,837-seat Stamford Bridge stadium, where they have played since their establishment. Since 2003 they have been owned by Russian billionaire Roman Abramovich.

Farewell Didier Drogba!

Chelsea Football Club can confirm Didier Drogba will be leaving the club when his contract expires at the end of June. Didier has spent eight years at Chelsea, and everyone at the club would like to thank him for his service and wish him luck and continued success for the future.

Wednesday, November 20, 2013

Global IT Challenges for Youth with Disabilities

Kesempatan adalah kesempatan. Tidak terkecuali semua orang pasti mendapatkan kesempatan yang tidak bisa diabaikan termasuk saya. Terpilihnya untuk mewakili Young Voices Indonesia dalam ajang kompetisi IT adalah sebuah prestasi untuk saya. Walaupun sempat terjadi keraguan karena persiapan, umur dan sekolah, akhirnya saya diizinkan untuk berangkat ke Bangkok, Thailand. Padahal hari keberangkatan saya adalah hari ujian tengah semester. Saya tahu kesempatan itu adalah bagus untuk saya tetapi juga untuk keluarga saya, keluarga besar Young Voices dan juga teman-teman.

 Saya terpilih bersama Alam (salah satu tuna rungu dari Bambu Apus) dan Bu Ema sebagai pendamping. Pada hari Senin 7 Oktober 2013, kami berangkat ke Bangkok pukul 5 sore naik pesawat Garuda Indonesia. Setelah tiba disana pukul 11 malam, kami menunggu kedatangan peserta lainnya kemudian diantar oleh panitia dengan bis ke Montien Riverside Hotel. Karena sudah terlalu malam, kami tidak sempat berkenalan dengan peserta lain.

 Pada hari pertama, tepatnya pukul 07.00 pagi saya dengan Alam dan Bu Ema melakukan sarapan terlebih dahulu dengan peserta lainnya. Setelah itu, kami berkumpul di lobby dengan peserta lainnya untuk melakukan registrasi dan mendapatkan kit yang berisi sebuah buku panduan selama acara berlangsung seperti jadwal, peraturan dalam kompetisi IT dan sebagainya. Ada 20 negara peserta yang hadir dalam rangka Global IT Challenges for Youth with Disabilities. Dengan bersamaan waktu, kami memperkenalkan diri dengan peserta lain terutama peserta tuna rungu dari Negara lain seperti Filipina, Brunei, India dan Mongolia. Ternyata tidak lama kemudian saya begitu akrab terutama dengan peserta tuna rungu dari Brunei dan Filipina karena khususnya tuna rungu dari Brunei menggunakan komunikasi yang hampir sama dengan kondisi yang ada di Indonesia seperti baca bibir dan sebagainya, sedangkan tuna rungu dari Filipina juga menggunakan bahasa isyarat yang cukup familiar di Indonesia yaitu American Sign Language. Kami berpikir itu adalah sebuah keuntungan karena memiliki teman yang baru dari Negara lain, itu adalah hal yang jarang kami temui sebelumnya. Setelah berbincang dengan mereka, semua peserta termasuk kami diminta oleh panitia GITC naik bis rombongan kemudian berangkat ke United Nations Building (dimana kompetisi akan berlangsung) yang terletak di Rajadamnern Nok Avenue Bangkok. Dalam perjalanan ke United Nations Building memakan waktu sekitar 45 menit, karena kami sempat terjebak macet.

 Setelah tiba disana, kami harus melewati pemeriksaan keamanan terlebih dahulu kemudian berkumpul di Hall yang dipenuhi meja dengan komputer. Sebelum acara sesi orientasi dimulai, kami harus mencari tempat duduk yang sudah diatur. Kami berada di posisi paling depan/baris pertama dimana diperuntukkan untuk penyandang tuna rungu, baris kedua untuk penyandang tuna netra – gangguan mental/autism dan baris ketiga untuk penyandang tuna daksa. Acaranya dimulai oleh perwakilan Korea untuk penyambutan, perkenalan dan pengarahan. Setelah pengarahan, kami diberi latihan untuk melakukan upload dan download dokumen dengan web browser serta mengecek aplikasi-aplikasi lainnya yang akan digunakan untuk kompetisi nanti. Setelah itu, kami beristirahat kemudian makan siang di salah satu kafetari di dalam United Nations Building. Kami mempersiapkan diri untuk kompetisi kategori e-Tool Challenge.

 Mulainya kompetisi e-Tool Challenge, saya merasakan adanya ketegangan di antara kami karena ini adalah kali pertama kami untuk berkompetisi dengan peserta dari Negara lain. Dalam e-Tool Challenges, kami diminta untuk melakukan download sebuah file format .docx kemudian mengikuti instruksi yang ada di dalam file tersebut. Kami diminta untuk memodifikasi artikel yang bertema “Go Green” dalam waktu 45 menit. Pada awal kompetisi tersebut memang tidak berjalan lancar karena ada gangguan server sehingga sulit untuk di-download dan akhirnya bisa. Sesuai regulasi yang ada di buku panduan, kami tidak boleh mengganggu peserta lain dan tidak boleh keluar tanpa izin volunteer. Siapa yang melanggar regulasi tersebut, maka dialah akan didiskualifikasikan. Syukurlah, saya mengerjakan dan menyelesaikan kompetisi kategori E-Tool Challenge dengan lancar termasuk meng-upload file-nya. Setelah itu, kami kembali menuju ke hotel karena acara hari pertama sudah selesai.

 Ketika sampai disana, menurut jadwal yang ada di buku, setelah makan malam ada sesi “Cultural Exchange”. Pada sesi “Cultural Exchange”, kami hanya menonton nyanyian-nyanyian dari Korea dan Thailand, mengikuti sebuah permainan yaitu BINGO, menulis sebuah kertas tentang harapan untuk peserta lainnya dan pembagian seragam untuk hari besoknya. Acara tersebut berjalan lancar, dan kami pun menyukai makan malam karena makanannya sudah cukup familiar dan tidak berbeda jauh dengan makanan yang ada di Indonesia seperti nasi, seafood dan lainnya. Kemudian kami kembali ke kamar hotel masing-masing.

 Pada hari kedua Seperti biasa, pagi hari kami bersarapan di hotel kemudian berangkat ke United Nation Building untuk melanjutkan kompetisi kategori e-Life Challenge, e-Sport dan juga hari terakhir acara Global IT Challenges for Youth with Disabilities. Setelah sampai disana, kami melakukan check up pada komputer kami yang akan digunakan untuk kompetisi nanti. Setelah melakukan check up, kompetisi e-Life dimulai panitia memberikan password untuk membuka server. Kami langsung membuka server dan menjawab pertanyaan jumlah 20 soal serta menyisipkan referensi. Hanya 40 menit yang diberikan untuk menyelesaikan kompetisi e-Life. Setelah kompetisi e-Life selesai, kami diarahi inter session yang berisi sebuah demo e-Sport. Di dalam kompetisi e-Sport adalah memainkan sebuah game yaitu Tales Runner. Sayangnya, saya kalah dalam kompetisi tersebut. Kemudian, kami melanjutkan sesi berikutnya yaitu makan siang dan ceremony dimana pertunjukan yang akan ditampilkan oleh kelompok karate dan tarian khas Thailand. Pertunjukannya cukup menghibur dan kemudian dilanjutkan pembagian awards. Tidak disangka, ternyata saya meraih juara tiga kategori e-Tools / Good e-Tools dan mendapatkan sertifikat serta kamera pocket. Itu sudah melebihi harapan saya sebelumnya. Juara umum adah penyandang Tuna Netra dari Thailand dan predikat “Global Leader” dari penyandang Tuna Daksa dari Korea.

 Itu adalah sebuah kebanggaan untuk penyandang disabilitas khususnya di Indonesia bahwa kami mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi. Setelah foto bersama, kami langsung berangkat ke salah satu restoran yang terkenal di Bangkok dan kami pun menikmati makan malam disana. Kemudian kami balik ke hotel untuk berisitrahat karena hari besoknya ada sesi “Cultural Experience” dan hari terakhir kami di Bangkok. 



Pada hari Ketiga Kami melakukan sesi terakhir yaitu mengunjungi objek wisata yang ada di Bangkok seperti Teak Woode, dan Vimanmek Palace. Kami merasa takjub dengan objek wisata di Bangkok. Setelah mengelilingi tempatnya yang luar biasa, kami diantar ke Airport dan terbang kembali ke Indonesia. Starting a new chapter in life as PWD’s!

Friday, August 2, 2013

Tantangan untuk Berpengalaman




Seiringnya waktu berjalan, bertambahlah umur, berkembanglah wawasan dan tantangan yang kita harapkan dan tidak, telah mendatangi kita. Jika kita melakukan kesalahan, mungkin sebagian orang berharap bisa memutarkan waktu supaya kesalahan-kesalahan yang diterima bisa dihindari, dan kesalahan itu pun sirna karena "pengembalian waktu". Hanya mimpi kita bisa melakukan untuk memutarkan waktu, justru memutarkan waktu membuat hidup kita tidak berguna, tidak ada artinya dan kehilangan pengalaman yang tidak ternilai.

Sebagai contoh, saya kehilangan pendengaran sejak lahir. Bagaimana supaya saya terlahir normal? Andai saya bisa membuat hal itu terjadi yaitu melakukan "Sesuatu" agar saya terlahir normal, mungkin saya tidak ada disini untuk menulis. Mungkin kalian tahu apa yang kumaksud, di hidup kita memang ada istilah "Prediksi" tapi itu pun hanya jangka pendek. Perbedaan prediksi dan ramalan apa? Saya tidak tahu tentang dunia "Tebakan" itu, jadi saya tidak bisa membahas. Dan saya telah menerima pengalaman-pengalaman yang begitu beraneka ragam. Pengalaman positif membantu saya untuk lebih percaya diri sebagai manusia di dunia ini. Tetapi pengalaman yang negatif yang seharusnya tidak terjadi ternyata sangat membantu saya untuk belajar. Pengalaman negatif yang kita dapat sangat mendorong untuk kita maju dan melakukan hal-hal yang positif. Andai tidak ada "negative" dalam kehidupan kita, mungkin kehidupan kita hanya mengenal bahagia saja, membuat bosan dan mungkin waktu untuk tinggal di dunia pendek.

Pengalaman adalah awal dari tantangan, kita hidup mau tidak mau harus menghadapi tantangan. Tantangan apa? Sebenarnya tantangan banyak, intinya tantangan dalam kehidupan. Mungkin kita tidak tahu apa tantangan berikutnya yang akan kita hadapi. Tantangan bisa diartikan dengan pelajaran. Semakin sering kita berhadapan tantangan semakin bijak kita untuk menyikapi. Karena itu, kita harus belajar untuk menerima hasil akhirnya. Kadang hasil tidak memuaskan kita dan kadang hasil membuat kita puas. Karena pengalaman-pengalaman sudah merupakan faktor tantangan, jadi kita harus siap untuk menghadapi tantangan sehingga kita bisa mencerna pengalaman-pengalaman kemudian dijadikan eksperimen, renungan dan sebagainya agar bisa memberi "plus" dalam kehidupan kita untuk masa mendatang. Kita sudah seharusnya mensyukuri karena ada tantangan untuk berpengalaman.

Alasan penulisan: Mencoba untuk menuangkan pemikiran. Berharap tulisanku bisa dijadikan untuk bahan renungan saya. Jika ternyata tulisan ini membantu kalian, saya bersyukur dan terima kasih. Kalaupun ada yang merasa tidak sependapat, mohon maaf dan ditunggu kritikannya dan masukan.

Terima kasih,
Surya

Wednesday, July 24, 2013

Mimpi jadi nyata tapi belum sePENUHnya

Dalam kepala saya sudah penuh dengan ilmu, pengalaman, rasa haus akan impian, perencanaan dan sebagainya. Penuh? Bukan berarti saya akan berhenti sampai disini untuk belajar hanya karena penuh. Dalam hati berkata bahwa memang di dalam kepala saya sudah penuh, tetapi hati juga meminta saya untuk menata data-data di dalam kepala supaya rapi. Bagaimana? Iya memang tidak mudah untuk melakukan macam itu, karena saya sendiri orang pemalas, padahal hanya sebuah hal yang bisa membereskan data-data itu juga sembari meng-Upgrade ruang untuk menimbun ilmu, pengalaman dan segala lainnya yang bermakna positif. Berolahraga salah satunya adalah solusi yang kumaksud. Karenanya, membantu saya untuk mengaktifkan saraf dari ujung kepala sampai kaki agar bisa menciptakan sebuah tulisan macam paragraf ini. (Tidak penting) 



Ok, pasti kalian tahu bahwa apa kesukaan saya. Sepakbola? Iya, sepakbola adalah salah satu olahraga yang sudah menyatu jiwaku sejak saya berusia 10 tahun dimana Brazil menjuarai Piala Dunia ke-5. Kemudian semenjak piala dunia itu berakhir, secara tidak sengaja saya menyalakan di TV dengan bersamaan Marcel Desailly mengenakan baju biru yang memanjakan mataku, mencetak goal dan melakukan selebrasi layaknya memimpin. Karena biru, membuat saya penasaran apakah tim itu. Saya kan tidak bisa mendengar komentator untuk penyebutan apakah tim itu, hanya mendapatkan sekilas nama yaitu CHE. Karena terlalu penasaran, saya mencari sebuah Koran terbaru khususnya sepakbola, ternyata memang takdir bahwa Chelsea adalah klub paling kusayangi sampai akhir hayat. Ingat, sebelumnya penyuka MU tapi karena Beckham pindah, saya tidak tertarik menonton MU lagi apalagi masih sakit hati karena Sir Alex Ferguson melukai dahi Beckham. Sudahlah, masa sudah berlalu dan keyakinan saya menjadi 100% untuk setia mendukung Chelsea. 

 Ternyata belum lama lagi, ada sebuah berita di salah satu stasiun TV bahwa Chelsea dibeli pengusaha dari Rusia. Waktu itu, saya tidak mengerti apa maksud pembelian tim. Saya menyadari ada perubahan yaitu pembelian pemain baru dengan jumlah banyak seperti Geremi, Crespo, Glen Johnson, Joe Cole, Neil Sullivan, Alexis Smertin, Adrian Mutu, Juan Sebastian Veron, Damien Duff, Claude Makelele, Wayne Bridge, Scot Parker dan Petr Cech (Waktu itu sempat trial dan diminati oleh Claudio Ranieri (Pelatih Chelsea zaman itu), sayangnya tawaran pertama ditolak tetapi tawaran kedua diterima oleh Rennes pada bulan Februari, maka otomatis Cech tidak bisa jadi pindah karena bursa transfernya sudah tutup dan harus menunggu musim panas). Gianfranco Zola saat itu malah hengkang, saya sih biasa-biasa tetapi fans disana menurut Koran keberatan dan kesannya protes. Karena itu, melihat jumlah pemain baru maka terpikirlah bahwa Chelsea adalah favorit untuk juara. 

Sayangnya di liga Inggris gagal dan juga Liga Champions dimana dikalahkan Monaco yang berisi pemain berbakat macam Dado Prso (Mencetak goal ke gawang Marco Ambrosio pd leg 1), Fernando Morientes, Ludovic Giuly, Hugo Ibarra dan Jerome Rothen(On fire pada leg 2). Monaco akhirnya ke final dan dikalahkan tim asuhan JOSE MOURINHO. Ingat, saya lebih banyak nonton Liga Champions dibanding Liga Inggris, karena Real Madrid dimana Beckham bermain juga bertanding di ajang tersebut. Pada musim panas 2004, tanda-tanda Chelsa akan menjelma menjadi tim paling disegani di dunia karena hadirnya The Special One, Jose Mourinho yang telah memberikan gelar untuk Porto. 

Mulainya era Jose Mourinho sudah tidak perlu diceritakan karena saya yakin kalian tahu perjalanannya untuk meraih kesuksesan bersama Chelsea juga pengunduran diri pada tahun 2007). Maaf, saya tidak bisa menceritakan pada zaman itu karena cerita panjang. Tapi intinya, saya menceritakan momen dimana saya menjadi Trueblue aka Chelsea Fans. Bagaimana rasanya menjadi fans Chelsea? Menyesal? Kok menyesal, liat hasilnya dong dalam 1 dekade terakhir. So, I’m The Happy One. 

Ada sebuah kabar gembira untuk penggemar Chelsea di Indonesia. Tepatnya tanggal 23 Juli dimana Chelsea FC tiba di Jakarta, tidak lupa Jose Mourinho akhirnya kembali sebagai pelatih Chelsea kedua. Rasa bangga tidak dapat digambarkan karena kehadiran Daddy Jose Mourinho. Nanti malam, saya menonton Chelsea secara langsung di GBK. 

Itulah adalah sebuah mimpi menjadi kenyataan. Tetapi, seperti saya tulis pada judul “Mimpi jadi nyata tapi belum sePENUHnya”. Maksudnya? Iya, saya belum bisa menyentuh dan melihat secara langsung di Stamford Bridge (Stadion bersejarah) dan juga belum bertatapan muka secara langsung dengan Jose Mourinho, Roman Abramovich, Legenda dan Calon Legenda Chelsea lainnya. Ya Allah, kabulkanlah mimpi hamba-Mu! Amin. Keep The Blues Flag Flying High. 

Sunday, April 7, 2013

Peran Pemerintah Terhadap Hak-Hak Penyandang Disabilitas



Di bumi ini tidak ada yang sempurna termasuk kekurangan yang dimiliki oleh manusia. Disabilitas adalah salah satu bagian dari kekurangan tetapi bukan berarti harus membatas kehidupan orang-orang disabilitas untuk menjalankan hal-hal yang dinginkan. Sebelumnya, “penyandang cacat” biasanya ditunjukkan untuk orang-orang yang kehilangan fisik maupun psikis, tetapi karena kata penyandang cacat mengandung makna negatif, maka Komnas Ham menggelar “Diskusi Pakar Untuk Memilih Terminologi Pengganti Istilah Penyandang Cacat” pada 19 – 20 Maret 2010 di Jakarta dan berhasil menemukan dan menyepakati terminologi penyandang disabilitas sebagai pengganti istilah penyandang cacat. Kabar baik untuk penyandang disabilitas karena perubahan terminology tidak hanya sampai itu saja. Pada tanggal 18 Oktober 2011, pemerintah Indonesia meratifikasi UNCRPD, sudah merupakan kabar gembira bagi penyandang disabilitas yang kerap menemui diskriminasi. Sejak pengesahan UNCRPD ternyata belum cukup untuk menyadarkan di kalangan masyarakat terhadap isu-isu disabilitas maupun menyelesaikan masalah-masalah yang sering dialami penyandang disabilitas, diskriminasi adalah salah satu contoh.

 Tuli adalah bagian dari disabilitas berdasarkan budaya dan linguistik. Masalah-masalah yang sering melanda kepada siapa pun termasuk kaum Tuli terutama dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan untuk Tuli ternyata tidak seperti kita harapkan. Dimulai dari TK sampai SMA khusus Tuli terdapat kekeliruan yaitu bahasa pengantar di kurikulum sekolah tidak ada bahasa yang dapat dipahami, bahasa asli yang biasanya digunakan oleh Tuli adalah BISINDO justru direndamkan dan digantikan bahasa isyarat hasil comotan dari bahasa isyarat Amerika kemudian dirombak untuk penambahan sistem-sistem bahasa, dan dikenal SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). Sebagian besar pemerintah dalam bidang pendidikan luar biasa sepertinya cukup puas dengan sistem untuk Tuli yang ada di Indonesia, tetapi mereka tidak bisa meninjau bagaimana dan dimana hak-hak Orang Tuli, hak Tuli adalah menerima ilmu dengan layak dan tidak merasakan adanya penderitaan. Memaksakan mereka untuk mempelajari bahasa-bahasa yang bukan BISINDO yang memiliki kandungan bahasa alami yang telah dibentuk kaum Tuli sejak Indonesia merdeka bahkan sebelum merdeka. SIBI telah dibentuk sejak 1994 dan diakui sebagai bahasa pengantar sejak tahun pada tahun 2004. Ibarat kita menghapuskan atau menyingkirkan bahasa Indonesia menjadi bahasa asing. Walaupun BISINDO dinilai belum dapat memenuhi persyaratan sebagai bahasa pengantar, seharusnya didukung dan dikembangkan karena BISINDO satu-satu bahasa yang dapat dipahami oleh Orang Tuli. Pendidikan untuk Tuli juga tidak lepas dari genggaman BISINDO, mereka membutuhkan komunikasi berupa bahasa isyarat asli Indonesia. Itulah sebuah masalah untuk mereka, tidak hanya itu begitu juga diskriminasi yang mereka dapat yaitu sering mendapatkan cemoohan dari orang-orang mendengar karena mereka tidak bisa berbicara, tidak dapat memahami apa yang mereka katakan. Tidak hanya itu, terutama Orang Tuli yang telah menyelesaikan masa belajar atau mencari pengalaman di dunia kerja. Sebagian besar banyak berita kurang sedap yang didapatkan oleh Orang Tuli, yaitu mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang mereka lamar karena mereka memiliki kekurangan yaitu tidak bisa mendengar, itulah salah satu bagian diskriminasi. Padahal potensi dan bakat Orang Tuli tidak dapat dianggap remeh. Pendidikan untuk Tuli sangat penting untuk ditinjau karena menentukan masa depan mereka seperti pekerjaan, karier dan kehidupan mereka. Tidak hanya Orang Tuli saja yang mengalami masa-masa yang sulit, begitu juga penyandang tunanetra, tunagrahita, tunalaras, dan tunadaksa. Penyandang tunanetra juga pasti pernah mengalami masa masa sulit seperti diskriminas yang pernah dirasakan oleh mereka seperti ketika bepergian, jika selama di fasilitas umum kadang tidak dibantu atau didahulukan agar bisa menikmati layanan masyarakat, malah lebih kejam lagi sampai dipermainkan misalnya diusir. Itulah salah satu penyebabnya kenapa penyandang disabilitas selalu menerima hal-hal yang pahit dan tidak bisa menikmati hak yang seperti diterima oleh orang-orang normal. Kami tidak bisa tinggal diam, karena adanya UNCRPD sudah seharusnya melindungi hak penyandang disabilitas, tetapi sampai sekarang masih ada beberapa yang belum dipahami, dengan maksud adalah diskriminasi-diskriminasi yang ada belum kunjung berakhir. Itulah kenapa di kalangan masyarakat belum menyadari hak-hak penyandang disabilitas. Diskriminasi bukan hanya berarti kekerasan melainkan belum memenuhi hak-hak penyandang disabilitas karena keterbatasan aksesbilitas untuk penyandang disabilitas. Peran pemerintah sangat menentukan hak-hak disabilitas yaitu memfasilitasi untuk mengurangi beban atau memberi kesempatan untuk penyandang disabilitas agar dapat bereksperimen seperti orang-orang normal seperti mendapatkan ilmu pendidikan dengan jelas, pekerjaan dan sebagainya. Contoh pendidikan yang sering ditunjukkan sebagai penyebab menghambat kemajuan penyandang disabilitas, yaitu dalam bidang rungu tidak adanya bahasa isyarat yang dapat dipahami di sekolah bahkan berdampak ke dunia pekerjaan. Tidak hanya Tuli begitu juga penyandang disabilitas, walaupun mereka mendapatkan ilmu mereka sendiri tetapi tidak bisa melakukan praktek karena keterbatasan yang mereka miliki. Kemudian pekerjaan, sebagian besar perusahaan sedikit bahkan tidak mampu memberi slot atau kesempatan agar penyandang disabilitas bisa merasakan dunia pekerjaan, karena kemampuan dan keterbatasan penyandang disabilitas tergolong minim dan tidak bisa memenuhi persyaratan perusahaan tersebut.


 Masalah-masalah seperti itu sudah seharusnya ada jalan keluar, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Masalah tersebut terjadi karena kurangnya perhatian dan dianggap secara tidak serius dari pemerintah, seperti adanya konflik bahasa isyarat. Pemerintah tidak bisa membiarkan rakyatnya sendiri akan bingung karena konflik tersebut, maka mereka harus mengeluarkan senjata berupa solusi agar keadaan seperti itu tidak menyebabkan situasi menjadi simpang siur. Caranya adalah mengadakan konferensi untuk kaum Tuli membahas seputar bahasa isyarat, bagaimana seharusnya bahasa isyarat yang dapat digunakan oleh Orang Tuli dengan baik dan benar dan juga mengumpulkan ahli “linguistic” untuk menentukan bahasa yang digunakan. Tidak hanya sampai itu saja, pemerintah juga harus lebih memerhatikan sektor-sektor masalah yang dihadapi penyandang disabilitas lainnya, yaitu di tempat umum seharusnya diberi akses seperti di tangga terdapat “ramp” untuk tunadaksa, atau fasilitas umum menyediakan tenaga kerja/sukarelawan untuk melayani penyandang disabilitas. Kemudian pemerintah seharusnya mengadakan program penyadaran isu-isu disabilitas di kalangan masyarakat, contoh memasukkan program pelatihan bahasa isyarat sebagai kurikulum atau ekstrakurikular supaya masyarakat di usia muda dapat menyadari bahwa bahasa isyarat adalah hak Tuli, jadi mempelajari dan berkomunikasi kepada Orang Tuli dengan bahasa isyarat sudah termasuk melindungi hak-hak Tuli, dan juga bisa mengadakan program peningkatan aksesbilitas untuk penyandang disabilitas sebagai mata kuliah atau kegitan lainnya. Jika ingin mewujudkan seperti itu agar masyarakat lebih peduli kita sepertinya harus menyediakan buku paduan untuk berinteraksi dan cara menghormati untuk penyandang disabilitas kemudian dijadikan bagian buku budi pekerti atau lainnya, kalau di sekolah umum biasanya ada buku budi pekerti dan atau PKN yang berisi menghormati dan menghargai orang lain, seperti semboyan Indonesia yaitu bhinneka tunggal ika yang artinya berbeda tetapi tetap satu, kenapa tidak dengan penyandang disabilitas. Itu adalah bagian tanggung jawab dari pemerintah menurut UNCRPD. Pelaksanaan dan penerapan UNCRPD adalah tugas yang harus dijalankan oleh pemerintah agar memberi keseimbangan dan keadilan dalam hak untuk penyandang disabilitas. Jadi peran pemerintah terhadap hak-hak penyandang disabilitas sangat menentukan karier, pekerjaan bahkan kehidupan mereka di masa mendatang.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More